Molekul Polar dan Nonpolar
Molekul Polar dan Nonpolar - Molekul polar dan molekul nonpolar dalam molekul merupakan dua kelas utamanya, beberapa molekul pasti polar atau nonpolar, namun ada juga yang mempunyai polaritas yang jatuh diantaranya. Contoh senyawa yang mewakili suatu molekul dapat kita gunakan untuk memprediksi apakah molekul tersebut merupakan molekul polar maupun nonpolar. Selain itu kita dapat menguji suatu molekul di dalam alat polarimeter untuk mengetahui sifat dari molekul tersebut.
Molekul Polar dan Nonpolar
Molekul Polar
Molekul polar terbentuk saat dua atom tidak berbagi elektron yang sama dalam ikatan kovalen dimana molekul ini memiliki dipol yang bagian molekul membawa muatan sedikit positif sedangkan bagian lainnya membawa muatan sedikit negatif. Adanya perbedaan antara elektronegativitas masing - masing atom dapat menyebabkan hal ini. Ikatan ionik terjadi saat ada perbedaan yang ekstrem, sedangkan ikatan kovalen polar terbentuk saat perbedaan yang terjadi hanya kecil saja.
Untuk mencari elektronegativitas kita dapat menggunakan tabel periodik untuk memprediksi apakah atom cenderung membentuk ikatan kovalen polar atau tidak. Sebagai contoh apabila elektronegativitas antara kedua atom adalah antara 0,5 dan 2,0 maka ikatan kovalen polar atom akan terbentuk. Namun apabila perbedaan keduanya lebih besar dari 2,0 maka ikatannya bersifat ionik dimana senyawa ionik adalah molekul yang sangat polar.
Contoh molekul polar adalah :
- air dengan rumus kimia H2O
- amonia dengan rumus kimia NH3
- etanol dengan rumus kimia C2H6O
- belerang dioksida dengan rumus kimia SO2
- hidrogen sulfida dengan rumus kimia H2S
Perhatikan juga senyawa ionik seperti halnya natrium klorida (NaCl), senyawa ini mempunyai sifat polar. Akan tetapi saat kita berbicara tentang “molekul polar” maka ini artinya “molekul kovalen polar” dimana tidak semua jenis senyawa dengan sifat polaritasnya.
Molekul nonpolar
Saat molekul berbagi elektron bersama - sama dalam ikatan kovalen, maka di seluruh molekul tidak ada muatan listrik bersih. Pada jenis ikatan kovalen nonpolar, elektronnya terdistribusi secara merata. Kita sendiri bisa memprediksi molekul nonpolar akan terbentuk bila atom memiliki kesegaran yang sama atau serupa. Secara umum, jika perbedaan elektronegativitas antara dua atom kurang dari 0,5 maka ikatan dianggap sebagai nonpolar. Walaupun satu - satunya molekul yang benar - benar nonpolar adalah yang terbentuk dengan atom yang identik.
Contoh molekul nonpolar adalah seperti :
- jenis gas mulia seperti He, Ne, Ar, Kr, Xe (Ini adalah atom, secara teknis bukan molekul)
- salah satu unsur diatomik homonuklear seperti H2, N2, O2, Cl2 (Ini adalah molekul yang benar - benar nonpolar)
- metana – CH4
- etilena – C2H4
- benzena – C6H6
- karbon dioksida – CO2
- karbon tetraklorida – CCl4
- kebanyakan molekul organik
- cairan hidrokarbon, seperti bensin dan toluena
Apabila kita mengetahui polaritas molekulnya, maka kita dapat memprediksi apakah molekul tersebut akan bercampur untuk membentuk larutan kimia atau tidak. Kita dapat menganalogikannya dengan rumus “suka yang sama” yang artinya molekul polar akan larut menjadi cairan polar lain, sedangkan molekul nonpolar akan larut menjadi cairan nonpolar. Hal inilah yang menyebabkan kenapa minyak dan air tidak dapat bercampur : minyak yang sifatnya nonpolar tidak dapat bercampur dengan air yang sifatnya polar.
Dengan mengetahui sifat suatu zat apakah polar dan nonpolar maka akan sangat membantu karena Anda dapat menggunakannya sebagai zat antara untuk melarutkan bahan kimia ke zat yang tidak dapat dicampur dengan yang lain. Sebagai contohnya apabila Anda ingin mencampur senyawa ion atau senyawa polar dalam pelarut organik, maka kita mungkin dapat melarutkannya dalam etanol (polar, tapi tidak banyak) barulah kita melarutkan larutan etanol menjadi pelarut organik, seperti xylene.
This is a nofollow link
BalasHapus